05 September 2024
Sportivitas dalam Persaingan Bisnis, Apakah Diperlukan?
Paolo Di Canio, salah satu pesepakbola kontroversial asal Italia, memperoleh penghargaan bergengsi yang bertitel FIFA’s Fair Play Award 2001. Pemain yang terkenal bengal ini memperoleh apresiasi atas tindakannya yang disebut sebagai The Act of Good Sportmanship. Padahal, beberapa tahun sebelumnya, Paolo Di Canio lebih sering diganjar kartu kuning, merah, hingga suspensi atas tindakan kerasnya di lapangan hijau. Namun, penghargaan ini memberi makna mendalam bagi dunia sepakbola, yaitu masih adanya sportivitas. Penghargaan ini diperoleh karena Di Canio membatalkan eksekusi tendangan voli yang dia rencanakan untuk lakukan setelah menerima umpan silang ciamik dari Trevor Sinclair. Sekelebat sebelum mempersiapkan tendangan volinya, dalam posisinya yang tidak terkawal di kotak penalti, Di Canio melihat sosok Paul Gerarrd, sang kiper lawan masih meringkuk di sebelah gawang karena mengalami cedera sesaat menyapu bola sebelumnya. Seketika, tendangan voli yang seharusnya dapat membuahkan gol, dia batalkan dengan menangkap bola umpan silang tersebut, kemudian menunjuk sosok kiper yang masih tergeletak. Pertandingan kemudian dihentikan karena Di Canio terkena handball akibat menangkap bola yang seharusnya dia eksekusi. Alih-alih diteriaki kawannya, segenap pemain kawan dan lawan serta penonton memberikan tepuk tangan hormat atas aksinya itu. Walaupun skor pertandingan menjadi imbang, tindakan sportif Di Canio selalu dikenang. Aksi Di Canio sangat berisiko namun terpuji. Tindakannya membuahkan penghargaan yang lebih bergengsi dari sekadar pencetak gol terbanyak liga. Namun, jika situasi ini dikondisikan dalam pertandingan bisnis antar para pengusaha dalam kompetisi yang tidak berujung, apakah sportivitas akan tetap dijunjung? Situasi menguntungkan yang diperoleh Di Canio akibat lawan yang terkapar karena ultahnya sendiri sebenarnya serupa ketika dalam persaingan bisnis, terdapat perusahaan yang kemudian gulung tikar akibat perbuatannya sendiri. Dalam lubuk hati terdalam, mungkin saja rasa syukur dipanjatkan oleh pesaing dari pengusaha yang bangkrut itu dengan mengatakan “pesaingku berkurang satu”, atau “keuntunganku akan semakin banyak karena konsumen mereka akan kurebut”, dan lainnya. Pertanyaannya, apakah sikap seperti itu dalam dunia bisnis dapat dibilang tidak sportif? atau sebenarnya memang tidak perlu sportif kalau menyangkut urusan bisnis. Sportivitas sendiri merupakan istilah sederhana untuk menggambarkan rasa hormat seseorang terhadap aturan, lawan, etika, hingga konvensi yang ada di tatanan masyarakat. Sportivitas biasanya masuk dalam ranah etis nilai keolahragawanan yang harus dimiliki oleh seorang atlet bahkan diprioritaskan sebelum rasa lapar akan kemenangan. Kemenangan dengan tidak sportif tentunya akan menghadirkan rasa tidak lega yang paripurna. Menang, namun seakan tidak bisa untuk dirayakan. Namun, pada dunia bisnis yang lebih kejam, apakah rasa hormat tetap perlu dijunjung? Jawabannya pasti Ya!. Sportivitas perlu menjadi nilai penting dalam membangun daya saing bisnis di pasar yang semakin dinamis dan kompleks. Lalu bagaimana penerapannya dalam keseharian bisnis? Secara sederhana, beberapa hal ini dapat dilakukan oleh pengusaha agar dapat masuk dalam kawanan pengusaha sportif. Hal pertama yang harus dilakukan adalah membangun respek terhadap konsumen. Respek terhadap konsumen adalah upaya penting untuk menjadikan konsumen sebagai mitra bukan sebagai mangsa. Konsumen bukanlah sapi perah, namun adalah pemangku kepentingan utama yang berperan penting menjaga keberlanjutan usaha kita. Oleh karena itu, penerapan pemasaran dan penjualan berbasis nilai sangat relevan terhadap sportivitas dalam usaha. Konsumen selalu diupayakan untuk dilayani dengan optimal sesuai dengan nilai yang mereka persepsikan. Kedua, digitalisasi membuat dunia bisnis semakin datar dan membuat pasar lebih terfragmentasi. Segmen pesaing kini sangat beragam dan tidak lagi harus pada segmen kebutuhan yang sama. Oleh karena itu, fokus dalam keberlanjutan usaha bukanlah dengan cara memata-matai pesaing, menjiplak hasil karya mereka, atau membuat kampanye hitam atas produk mereka, melainkan, usaha kita dapat fokus pada nilai-nilai yang diharapkan pembeli sehingga tidak perlu memikirkan pesaing dengan sedemikian rupa. Terakhir, turunkanlah nilai sportivitas ini kepada tim di dalam organisasi. Nilai ini harus ada di semua lini dengan upaya yang serupa untuk mewujudkannya. Semangat untuk berbudaya positif, tidak menjelekkan orang lain, tidak mencari kambing hitam, dan fokus pada pelayanan merupakan nilai prima pondasi sportivitas bisnis. Setidaknya, saat perusahaan mencoba untuk mewujudkannya, tujuannya bukanlah untuk mencari penghargaan bisnis paling sportif tahun ini, namun melainkan fokusnya adalah untuk memberi layanan produk terbaik kepada konsumen dengan penerapan etika bisnis yang paripurna. (MSK)
20 Agustus 2024
Mengahadapi Dinamika Product Life Cycle dari Viral hingga Stabil
Dr. Prita Prasetya, S.Si., M.M.
- Prasetiya Mulya University Faculty Member
- Co-Founder PT. AJK Manufacturing
- Anggota Forum Manajemen Indonesia (FMI)
- IG: @pritaprasetya
Sering kita melihat fenomena dimana sebuah usaha makanan tiba-tiba menjadi sangat populer dan viral, namun tidak lama kemudian, usaha tersebut tutup. Mengapa hal ini sering terjadi?Salah satu contohnya, minuman kopi yang sempat viral di media sosial, terutama di platform seperti TikTok dan Instagram, karena penyajiannya yang unik dan proses pembuatannya yang sederhana namun memikat. Berbahan dasar kopi instan, gula, dan air panas, ditambah susu. Namun, seperti banyak tren makanan viral lainnya, popularitas produk ini akhirnya mereda seiring berlalunya waktu, meskipun masih ada yang setia menikmatinya hingga kini.
Salah satu konsep untuk memahami fenomena ini adalah melalui Product Life Cycle atau Siklus Hidup Produk. Bagi pelaku UMKM, memahami siklus ini sangat penting untuk menjaga kelangsungan bisnis, khususnya di industri yang sangat dinamis seperti makanan.
Apa itu Product Life Cycle?
Siklus Hidup Produk adalah konsep yang menggambarkan tahapan-tahapan yang dilalui oleh sebuah produk sejak diluncurkan hingga akhirnya keluar dari pasar. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
- Introduction (Pengenalan): Produk baru diluncurkan ke pasar. Pada tahap ini, penjualan masih rendah, dan usaha fokus pada upaya memperkenalkan produk ke konsumen.
- Growth (Pertumbuhan): Produk mulai dikenal dan diterima oleh konsumen. Penjualan meningkat pesat, dan produk mulai mendapatkan tempat di pasar.
- Maturity (Kematangan): Penjualan mencapai puncaknya. Persaingan semakin ketat, dan produk harus bersaing untuk mempertahankan pangsa pasar.
- Decline (Penurunan): Minat konsumen terhadap produk mulai menurun, dan penjualan mulai berkurang. Pada tahap ini, produk bisa dihapus dari pasar atau di-rebranding untuk memulai siklus baru.
Mengapa Usaha Makanan Cepat Viral dan Cepat Tutup?
Usaha makanan yang menawarkan sesuatu yang baru, unik, atau berbeda cenderung menarik perhatian konsumen dengan cepat. Makanan dengan rasa yang belum pernah ada sebelumnya atau dengan konsep penyajian yang menarik. Media sosial juga berperan besar dalam membuat sebuah usaha menjadi viral. Foto makanan yang menarik, video yang kreatif, dan ulasan dari food blogger atau influencer dapat menyebar dengan cepat dan meningkatkan popularitas usaha dalam waktu singkat. Tentunya faktor FOMO (Fear of Missing Out) membuat konsumen sering merasa tidak ingin ketinggalan tren, sehingga mereka berbondong-bondong mencoba produk yang sedang viral. Ini bisa meningkatkan penjualan dalam waktu singkat.
Meskipun viralitas dapat meningkatkan penjualan, usaha makanan sering kali menghadapi tantangan besar setelah popularitas awal mereda. Setelah melewati fase pertumbuhan, produk makanan sering kali masuk ke fase kematangan di mana persaingan menjadi lebih ketat. Jika usaha tidak mampu berinovasi atau memperbarui produk mereka, konsumen bisa kehilangan minat. Banyak usaha makanan yang viral karena tren sementara. Ketika tren tersebut berakhir, konsumen beralih ke produk lain yang lebih relevan.
Untuk memastikan usaha makanan dapat bertahan lebih lama, UMKM perlu memahami dan mengelola siklus hidup produk dengan baik. Terus berinovasi, menciptakan variasi produk atau meningkatkan pengalaman pelanggan untuk menjaga minat konsumen. Pastikan kualitas produk dan pelayanan selalu terjaga, terutama saat permintaan meningkat. Bila perlu ekspansi, lakukan ekspansi dengan bijak, bertahap dan terencana. Pastikan kapasitas produksi dan pelayanan mampu memenuhi peningkatan permintaan tanpa mengorbankan kualitas. (PRP)
20 Juli 2024
Memilah Alternatif Pembiayaan UMKM di Tengah Kelesuan Kredit Perbankan: Hindari Pinjol!
M. Setiawan Kusmulyono
Analisis Uang Beredar yang disampaikan oleh Bank Indonesia pada Mei 2024 mengindikasikan peningkatan penyaluran kredit bagi UMKM dengan nilai mencapai Rp 1.368,2 triliun (bisnis.com, 2024). Sayangnya, rasio kredit bermasalah pada Mei 2024 naik menjadi 4,27% dan semakin mendekati ambang batas regulator di level 5%. Laporan ini menginformasikan bahwa UMKM memiliki potensi gagal bayar yang semakin tinggi, sehingga membuat kesempatan penyaluran kredit semakin diminimalisasi.
Situasi ini menjadi momen kritis bagi UMKM yang ingin berkembang dan membutuhkan pendanaan untuk melancarkan prosesnya. Proses observasi dan uji kelayakan menjadi lebih ketat yang membuat UMKM harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan pinjaman. Jika ingin dipermudah, maka jaminan aset harus diajukan. Sayangnya, tidak semua UMKM terutama usaha mikro, memiliki agunan yang layak untuk dijaminkan.
Lalu, bagaimana jika UMKM membutuhkan dana dalam kondisi mendesak?
Pilihan pembiayaan diluar fasilitas KUR (kredit usaha rakyat) yang disediakan oleh negara sebenarnya sangat beragam. Namun, hal yang perlu dipertimbangkan adalah manajemen risiko dan biaya dari setiap pilihan pinjaman yang ada. Hal yang paling pertama perlu diingat oleh UMKM adalah sebisa mungkin, sewajib mungkin, menghindari pendanaan dari perusahaan pinjaman online (pinjol), terutama yang tidak memiliki lisensi dari OJK.
Pinjol memang menjanjikan kemudahan dalam syarat dan aliran dana yang masuk. Namun, bunga tinggi sudah menunggu bulan demi bulan kemudian. Dan jika tidak mampu mengelolanya, maka pembiayaan via pinjol akan menjadi bencana kehancuran usaha mikro. Jadi, sebisa mungkin, pertimbangkanlah fasilitas pembiayaan non-KUR lainnya dan sedapat mungkin juga, jangan pernah mempertimbangkan pinjaman dari pinjol.
06 Juni 2024
Sibuk Mencari Solusi Ditengah Gempuran Digitalisasi! Sikap Ini Wajib Dimiliki Para Pelaku UMKM?
Pernahkah Anda mendengar tentang UMKM yang mengalami kerugian karena menerapkan strategi digitalisasi yang kurang terkoordinasi dengan baik? Digitalisasi memang memberikan kemudahan bagi penggunanya, namun bisa menjadi masalah baru jika Anda salah penerapan.
Terkadang UMKM terburu-buru dalam mengadopsi teknologi tanpa mempertimbangkan kebutuhan bisnis. Bahkan sampai berani mengeluarkan modal besar tanpa memiliki pemahaman yang cukup tentang bagaimana teknologi tersebut dapat dioptimalkan untuk keuntungan bisnis mereka.
Dalam menghadapi gempuran digitalisasi, para pelaku UMKM sedang sibuk mencari solusi yang tepat untuk usaha yang dibangun. Namun mereka juga harus siap untuk bertransformasi dan mengambil langkah-langkah konkret dalam memanfaatkan teknologi digital sebagai peluang.
Ada beberapa sikap penting yang perlu dimiliki oleh pelaku UMKM di era digitalisasi. “Mengapa membangun sikap terlebih dahulu?” Karena dengan sikap yang benar, individu atau pelaku bisnis akan lebih siap secara mental dan emosional untuk menghadapi tantangan dan peluang yang ditawarkan oleh digitalisasi.
Sikap Keterbukaan pada Perubahan
UMKM harus bersedia untuk mengubah cara mereka beroperasi dan beradaptasi dengan teknologi baru.
Sikap Mau Belajar
Anda harus aktif mencari informasi, mengikuti pelatihan, dan mengembangkan keterampilan baru yang diperlukan. Coba evaluasi, “Berapa kali dalam sebulan Anda belajar memperbaharui ilmu bisnis?”
Inovatif dan Kreatif
Sikap ini diperlukan untuk menciptakan solusi yang unik dalam memanfaatkan teknologi digital. UMKM dapat mencari cara baru untuk meningkatkan produk, layanan, atau proses bisnis mereka.
Kolaboratif
Kerjasama dengan pihak eksternal seperti ahli teknologi atau platform digital dapat menjadi langkah strategis. Kolaborasi ini dapat membantu UMKM memperoleh pengetahuan dan sumber daya tambahan dalam menghadapi digitalisasi.
Fokus pada Pelanggan
Tetap fokus pada kebutuhan dan preferensi pelanggan adalah sikap yang penting. Teknologi digital dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan menciptakan nilai tambah.
Komitmen Terhadap Kualitas
Meskipun berfokus pada digitalisasi, pelaku UMKM tetap harus menjaga komitmen terhadap kualitas produk atau layanan yang ditawarkan.
Fleksibilitas
Sikap fleksibel memungkinkan UMKM untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan tren dan tuntutan pasar yang dipicu oleh digitalisasi.
05 Mei 2024
Podcasting: 10 Alasan Menarik bagi Bisnis dalam Revolusi Audio Branding.
Podcast adalah program audio/video digital yang tersedia untuk streaming/diunduh di internet dan bersifat episodik, mencakup berbagai topik: berita, hiburan, pendidikan, cerita, dan minat khusus seperti teknologi, sains dan bisnis. Podcasting tersedia untuk berlangganan sehingga memungkinkan audiens menerima episode terbaru secara otomatis. Podcast menawarkan beberapa keuntungan bagi bisnis sehingga menjadikannya alat yang penting dalam bisnis modern:
Keterlibatan audiens. Podcast menyediakan platform bagi bisnis untuk memiliki keterlibatan lebih dalam dengan audiens, memungkinkan terciptanya hubungan personal dengan menyampaikan konten langsung ke telinga audiens, menumbuhkan rasa keintiman dan loyalitas merek.
Membangun merek. Konten yang konsisten dan bernilai membantu bisnis dalam memposisikan merek sebagai pemimpin dan membangun kredibilitas merek.
Jangkauan dan akses. Podcast memiliki jangkauan global, memungkinkan bisnis terhubung dengan beragam audiens tanpa memandang batas geografis. Podcast juga bisa diakses di berbagai perangkat sehingga memberikan kemudahan bagi audiens.
Content marketing. Podcast berfungsi sebagai bentuk content marketing yang efektif yang memungkinkan bisnis untuk berbagi wawasan, tren, kisah sukses dan tips.
Meningkatkan traffic dan konversi. Melibatkan brand dalam podcast bisa meningkatkan traffic ke website atau platform pemasaran lain sehingga menambah eksposur merek dan konversi penjualan.
Membangun hubungan. Podcast digunakan untuk membangun dan membina hubungan dengan pakar industri, influencer, dan pelanggan yang mampu mendorong kesempatan networking.
Konten serbaguna. Konten dalam podcast dapat digunakan di berbagai platform dan meningkatkan jangkauan konten aslinya.
Hemat. Dibandingkan dengan metode pemasaran tradisional, podcasting relatif lebih hemat. Dengan perencanaan yang tepat dan peralatan minimal, bisnis dapat membuat konten yang berkualitas.
Keaslian merek. Podcast memungkinkan bisnis menunjukkan kepribadian dan orisinalitasnya, menjadikannya relevan dan dapat dipercaya oleh audiens.
Terdepan dalam industri. Menjadi pengguna awal atau memiliki kehadiran podcast yang kuat di industri dapat membedakan bisnis dari pesaing.
Secara keseluruhan, podcast memberikan peluang bagi bisnis untuk terhubung dengan audiens mereka denga cara yang unik, menarik, informatif, menumbuhkan kepercayaan dan hubungan jangka panjang sekaligus meningkatkan visibilitas merek dan otoritas dalam industri.
29 Desember 2023
Si Mungil Yang Bergizi
Microgreen telah menjadi tren yang berkembang dalam kuliner sehat dan pertanian perkotaan atau urban farming karena kepraktisannya dalam penanaman dan keberagaman rasa dan nutrisinya. Tanaman muda, kecil, dan unik ini memberikan manfaat kesehatan dan cita rasa tinggi. Microgreen seringkali dianggap sebagai makanan sehat dan bergizi karena tingginya nilai gizi, vitamin, mineral, serat, dan juga antioksidan yang penting yang terkandung dalam tanaman muda yang dikenal dengan sebutan microgreen. Microgreen ini dapat menjadi bagian dari diet seimbang dan membantu memasok berbagai nutrisi penting bagi tubuh. Dapat pula digunakan sebagai garnish atau bahan dasar dalam hidangan seperti sandwich, salad, hidangan penutup, maupun berbagai hidangan lainnya, dengan berbagai varian rasa tergantung dari jenis tanaman dan kondisi pertumbuhannya. Ada yang manis ada pula yang pedas, dengan tekstur yang lembut dan daun yang beraneka warna, sehingga menambah keindahan penampilan atau sajian makanan dan menggugah selera.
Microgreen dapat ditanam dari berbagai jenis biji tanaman, termasuk daun, herba, maupun tanaman berbunga. Di antaranya adalah selada, daun bawang, bayam, kedelai, kacang hijau, dan lain-lain. Budidaya microgreen sangat cocok untuk urban farming karena tidak membutuhkan lahan yang luas dan bahkan bisa ditanam di dalam ruang terbatas. Tanaman ini biasanya ditanam dalam wadah dangkal dengan media tanam rockwool atau media tanam lainnya yang cocok. Umur tanaman sangat pendek, tergantung ketersediaan cahaya matahari. Dan sudah dapat dipanen dalam usia tujuh sampai dua puluh satu hari setelah penanaman. Ukurannya kecil, biasanya berkisar antara 2,5 hingga 7,5 cm.
Pertumbuhan tanaman yang cepat dan masa panen yang singkat memungkinkan individu dan bisnis kecil menghasilkan produk dengan biaya produksi yang lebih rendah dan mendapatkan keuntungan yang tinggi. Permintaan konsumen yang tinggi akan produk yang sehat mendorong pertumbuhan pasar microgreen. Harga komoditas ini juga relatif tinggi sehingga berpotensi sebagai sumber pendapatan yang baik bagi petani atau produsen. (ATB)
18 November 2023
Converting Sales untuk Pasar B2B
Pemasar yang produk atau jasa bagi konsumen bisnis atau bisa kita sebut dengan B2B, memiliki tantangan tersendiri dalam melakukan penjualan. Tim pemasar bisnis perlu memutar otak demi keberlanjutan sales pitch menjadi penjualan aktual. Keberhasilan converting sales bagi pemasar B2B dapat dicapai melampaui persiapan teknis ketika sales pitch. Terdapat dua hal esensial yang perlu diperhatikan pemasar bisnis yang mampu meningkatkan tingkat keberhasilan ini. Pertama adalah pemasar bisnis wajib memahami perjalanan yang dilalui oleh perusahaan tujuan. Tanyakan target yang akan mereka kejar, apakah triwulan atau tahunan, jangka panjang atau pendek. Pemasar bisnis juga perlu memahami posisi perusahaan tujuan saat ini. Pemasar bisnis harus mengetahui mana aktivitas atau produk yang berjalan baik, bagian atau departemen mana yang sudah berjalan baik, dan di mana mereka merasa kepayahan atau bahkan mengalami kebuntuan.Hal ini penting karena fokusnya adalah menawarkan produk atau jasa atau solusi yang mampu meminimalkan risiko, meringankan perjuangan, dan melepaskan perusahaan dari kebuntuan.
Kedua adalah fokus pada orang atau jabatan yang memegang keputusan pada decision chain perusahaan tujuan. Jika
pemasar bisnis menjual produk atau jasa atau solusi lebih baik apalagi dengan harga lebih mahal, pemasar bisnis perlu mempertimbangkan actor atau jabatan yang terkait dengan keputusan pembelian atau pengadaan karena keputusan ini akan berdampak pada stakeholder lain di dalam perusahaan tujuan. Pemasar bisnis sebaiknya mencari tau siapa saja actor tersebut, latar belakang profesional, apa kebutuhan dan kepentingan mereka. Selain itu, pemasar bisnis juga perlu memahami bagaimana cara mereka melakukan pekerjaan serta apa yang diinginkan dan diharapkan dari penjualan tersebut. Ini akan mempengaruhi seberapa cepat keputusan pembelian diambil dan diimplementasikan oleh mereka dan orang-orang yang berada di dalam komandonya. Jika kedua langkah mendasar ini telah dilakukan maka pemasar tidak hanya berusaha untuk converting sales jangka pendek, namun juga menciptakan hubungan bisnis jangka panjang dengan perusahaan tujuan. Ini akan berdampak positif bagi perusahan pemasar dalam mengamankan kemungkinan penjualan produk lain di masa datang dan kolaborasi bisnis yang lebih solid.
13 Mei 2023
Cokelat dengan Varian Pala Asal Kepulauan Sula
Cokelat Sulamina adalah salah satu produk cokelat dari Kepulauan Sula yang sedang trend dipecinta cokelat, karena rasanya yang unik. Cokelat Sulamina memiliki banyak rasa seperti jambu mete, tomi-tomi, kopi, pala, dan durian.
Banyak pebisnis yang mulai melirik produk Cokelat Sulamina ini. Mereka membeli dari Kepulauan Sula kemudian menjualnya di daerah kota Ternate dan kota Manado bahkan sudah sampai ke daerah Jawa.
Berdirinya Cokelat Sulamina tidak terlepas dari peran Pieter. Pria asal Kanada itu adalah sosok dibalik produk Cokelat Sulamina. Pieter punya kisah sendiri bagaimana dia memulai Sulamina.
Pieter bercerita, sejak tahun 1992, dia mulai babak baru dalam hidupnya, yakni mengelilingi sekitar 25 negara.
“Ketertarikan saya pada cokelat membuat saya mengelilingi 25 negara, dan pada tahun 2012 saya berkeinginan untuk membuat perusahaan cokelat yang cita rasanya harus sesuai dengan hasil alam daerah tersebut,” ucap Pieter.
Pada 2017, petualangan panjang itu membawanya ke Wainin, sebuah desa di Sanana Utara, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara. Dari tempat inilah, sebuah tempat yang jauh dari tanah kelahirannya, dia mulai merintis usaha kakao dan Cokelat Sulamina.
Pieter berharap, usaha yang dirintisnya ini dapat memotivasi para petani kakao agar terus menjaga kualitas kakao atau cokelat, sekaligus turut membantu kebutuhan hidup petani.
“Saya sangat suka daerah tropis, dan saya berharap dengan adanya perusahaan cokelat ini dapat membantu masyarakat sekitar khususnya petani cokelat agar merawat dan menjaga kualitas cokelatnya serta hasil panennya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya,” pungkasnya.
06 Mei 2023
PRODUK KHAS BUMI PANGUNTAKA
Kota Tarakan atau disebut dengan istilah lainnya adalah Bumi Panguntaka, daerah ini secara geografis adalah daerah kepulauan yang terisolasi dari daratan Kalimantan dan berbatasan langsung dengan laut Sabah Malaysia. Karena kondisi geografis seperti itu Tuhan menganugerah salah satu potensi hasil laut yang terbilang “langka” yang hanya ada di Pulau Tarakan Kalimantan Utara dan salah satu daerah di Pulau Sumatera yaitu Ikan Papija dengan sebutan nama lokal, sedangkan sebutan nama nasional adalah Ikan Nomei.
Salah satu sosok perempuan yang terbilang inspiratif yang mengeluti usaha pengelolaan dan pemasaran hasil laut Ikan Papija adalah ibu Siti Halijah. Tertempa oleh kondisi lingkungan keluarga yang merubah impiannya yang mulanya bercita-cita menjadi perawat, karena kondisi “menjelma” menjadi pelaku UMKM di bidang hasil laut. Usaha ini sebagai regenerasi dari orang tua, karena bapak meninggal pada saat mencari bahan baku (mencari ikan). Berawal dari peristiwa tersebut dan ditambah merasa kasihan melihat ibu serta tuntutan kondisi ekonomi maka beliau memberanikan diri melanjutkan usaha dengan meminjam modal awal Rp 25 juta dari bank. Modal inilah yang terus-menerus diputar sampai dapat memiliki berbagai aset seperti rumah kos. Dan sekarang, pada sisi sosial ekonominya dapat mengurangi pengangguran yang ada di sekitar lokasi usaha walaupun penyerapan tenaga kerjanya masih relatif kecil yaitu mempekerjakan sebanyak 10 orang sebagai karyawan dan 30 orang sebagai nelayan. Pemasaran produknya sampai ke luar negeri yaitu Tawau Sabah Malaysia dan secara regional Balikpapan Kalimantan Timur dan lokal. Produk Ikan Papija adalah produk khas Kota Tarakan sekaligus sebagai oleh-oleh khas, yang masyarakat lokal juga menamakan ikan tipis atau ikan kerupuk, selain sebagai lauk dapat juga dijadikan sebagai cemilan.