19 Oktober 2021

Merger Bank Syariah, Demi Kepentingan Masyarakat atau Kelompok?

Article Cover

Universitas Airlangga menggelar webinar bernuansa syariah baru untuk program THE SHARIA pada hari sabtu, 24 Juli 2021. Webinar kali ini hadir dengan topik, ADA APA DIBALIK MERGER BANK SYARIAH? DAMPAK NEGATIF MERGER BANK SYARIAH PADA MARKET SYARIAH. Hadir sebagai narasumber diantaranya Ichsanuddin Noorsy sebagai Pengamat Politik Ekonomi Indonesia, Anis Byarwati sebagai Anggota Komisi IX DPR RI, Ersyam Fansuri sebagai Praktisi Ekonomi syariah, serta Muhammad Nafik. H.R sebagai Dosen UNAIR serta Host acara THE SHARIA.

 

Anis berpendapat bahwa penetrasi pasar perbankan syariah di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Merger bank syariah ternyata belum bisa mengatasi persoalan ini. Salah satu faktor yakni market share bank syariah sebelum merger masih stagnan pada kisaran 7% dalam beberapa tahun terakhir. Kebijakan merger hanya memperbesar aset saja namun masih berorientasi pada bank komersial, bukan fokus untuk keumatan.

 

Selain itu, beliau berpendapat perlunya kebijakan dari pemerintah untuk mengkonversi aset bank konvensional menjadi aset bank syariah. Proses merger lebih memberikan dampak optimal bagi korporasi. Dampak bagi public dan ekonomi secara luas, terutama bagi UKM masih belum terlihat.

 

Sementara Nafik menilai merger bank syariah justru menurunkan porsi dana untuk masyarakat lebih kecil, dimana sebelum merger porsinya masih 0,3 menjadi 0,1 setelah merger. Masyarakat sebenarnya tidak terlalu perhatian apakah bank syariah merger atau tidak, karena yang dilihat oleh masyarakat pada umumnya hanya tentang return pada bank.

 

Sedangkan Leo beranggapan bahwa mergernya bank syariah dianggap sebagai sesuatu yang luar biasa, karena bisa memperbesar aset yang ada. Bersatunya bank bank syariah yang sudah ada bisa menaikkan kepercayaan para investor terhadap Bank Syariah Indonesia (BSI).  Merger bank syariah masih dimanfaatkan oleh korporasi besar dan masih kecil untuk UKM. Selama BSI masih mengedepankan commercial banking, bukan investment banking, maka masih tetap akan menguntungkan korporasi besar.

Share this article :