23 Juli 2022
Wawancara dengan Prof. Dr. Isfenti Sadalia, M.E.
Dinamika dan rencana FMI Korwil Sumatera Utara
Dibawah nahkoda Prof. Fenti, begitu biasa beliau dipanggil, FMI Korwil Sumatera Utara merangkul universitas-universitas swasta di Medan untuk bekerja sama melakukan kegiatan-kegiatan terutama yang bersinggungan dengan akreditasi. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain visiting lecturer, sharing ilmu, jurnal, webinar, dan sebagainya. Kerja sama universitas-universitas ini dituangkan dalam MOU. Kegiatan yang sedang berlangsung saat ini adalah kompetisi internasional non akademik, yaitu Tik Tok, vlog, dan fotografi, dimana terdapat peserta dari Malaysia, Korea, Pakistan, dan juga Jepang.
FMI Korwil Sumatera Utara juga sedang dalam proses pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi yang sudah diinisiasi sejak 2 tahun yang lalu. KKNI yang diajukan antara lain Pendamping Kewirausahaan, Digital Marketing, dan Kewirausahaan.
Peran Universitas Sumatera Utara untuk memajukan UMKM
Universitas Sumatera Utara berfokus untuk memajukan UMKM dengan adanya Lembaga Inovasi dan Inkubasi Teknologi Bisnis (LINKS) dan Student Entrepreneuship Centre (SEC). Selain itu juga Universitas Sumatera Utara memiliki program studi S1 Kewirausahaan. Pembinaan diutamakan pada UMKM sekitar dan produk-produk Universitas Sumatera Utara.
UMKM di Sumatera Utara
UMKM yang banyak di Medan adalah bidang kuliner. Pandemi cukup berdampak pada UMKM bidang kuliner terutama pada awal-awal pandemi dimana bisnis kuliner dibatasi bahkan tidak diizinkan untuk membuka usaha. Industri kreatif, seperti kain songket dan tenunan juga mengalami penurunan karena tidak ada pesta yang boleh digelar.
UMKM kemudian muncul dengan ide produk hampers dan sekarang hampers selalu ada untuk setiap event atau perayaan. Ini adalah salah satu dampak positif dari pandemi yaitu menjadikan masyarakat lebih kreatif.
Menurut beliau, disinilah peran pembinaan UMKM untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan sekarang yang serba online. Dari hasil penelitian di awal pandemi bahwa masyarakat lebih suka tatap muka dalam berbelanja. Namun sekarang masyarakat telah beradaptasi dengan penjualan berbasis online.
Namun tidak dipungkiri bahwa masih ada sebagian masyarakat yang sulit untuk bisa dibawa naik kelas seperti masyarakat di salah satu daerah pesisir Sumatera Utara yang menurut beliau cukup berpotensi dengan adanya produk terasi dan kerupuk mangrove yang mereka hasilkan serta wisata pemancingan yang ada. Tetapi karena budaya masyarakatnya yang menolak hal baru seperti digital marketing dan finance technology, pertumbuhan UMKM menjadi lambat.
Prof. Dr. Isfenti Sadalia, M.E.
Ketua Forum Manajemen Indonesia Koordinator Wilayah Sumatera Utara
Ketua Program Studi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara